Qira’at
Tujuh, Sepuluh dan Empat Belas
Ketika kita membahas tentang
qira’at al-Quran, niscaya kita akan mengenal tiga klasifikasi qira'ah:
1.
Qira'at sab'ah (bacaan tujuh) yakni qira'at yang disandarkan
kepada tujuh imam qira'ah
2.
Qira'at ‘asyarah (bacaan sepuluh) yakni qira'at yang disandarkan
kepada tujuh imam qira'ah ditambah dengan tiga imam qira'ah lainnya
3.
Qira’at arba‘ah ‘asyarah (bacaan empat belas), yakni
qira’at yang dinisbatkan kepada sepuluh imam qira'ah ditambah empat imam
qira’ah lainnya.
Masing-masing imam qira’at
mempunyai banyak murid (perawi) yang
meriwayatkan qira'ah guru-gurunya dari generasi ke generasi, namun dalam dunia
qira'at hanya diambil dua orang perawi saja dari masing- masing imam qira'at. Adapun
tujuh imam qira'at (qira'at sab‘), yang masing- masing disertai dua
orang perawinya adalah sebagai berikut:
1.
Ibnu Amir, nama lengkapnya adalah Abdullah al-Yahshabi, seorang qadhi di
Damaskus (Suria) pada masa pemerintahan al-Wâlid
bin Abd al-Mâlik, panggilannya
adalah Abu Imrân, ia adalah seorang
tabi'in, wafat pada tahun 118 H. di Damaskus. Dua orang perawinya adalah
Hisyam dan Ibn Dzakwan.
2.
Ibnu Katsir, nama lengkapnya ialah Abu Muhammad Abdullâh bin Katsîr al-Dariy al-Makkiy,
Ia adalah seorang Imam Qira'at di Makkah, Ia seorang tabi'in, wafat pada tahun
120 H di Mekah. Adapun dua orang perawinya adalah al-Bazziy (w. 250 H) dan Qunbul (w. 291 H).
3.
'Ashim al-Kufiy, yang nama lengkapnya adalah 'Ashim bin Abi al-Najud al-Asadiy, disebut
juga dengan Ibnu Bahdalah dan dipanggil dengan Abu Bakar. Ia adalah seorang
dari generasi tabi'in, wafat di Kufah pada tahun 127 atau 128 H. Perawinya adalah Syu‘bah (w. 193 H) dan Hafsh (w. 180 H).
4.
Abu Amr, nama lengkapnya adalah Abu Amr Zabban bin al-Ala bin Ammar
al-Bahsriy, seorang guru besar ilmu rawi, wafat pada tahun 154 H di Kufah.
Sedangkan dua orang muridnya yang meneruskan qira'ah-nya yaitu al-Duriy (w. 246
H) dan al-Susiy (w. 261 H).
5.
Hamzah al-Kufiy, nama lengkapnya adalah Hamzah bin Hubaib bin Imarah
al-Zayyat al-Fardhiy al-Taimiy, Ia dipanggil dengan Abu
Imarah, wafat di Halwan pada masa
pemerintahan Abu Ja‘far al-Manshur tahun 156 H. Dua orang perawinya adalah
Khalaf (w. 229 H) dan Khallad (w. 220 H).
6.
Nafi', yang nama lengkapnya adalah Abu Ruwaim Nafi' bin Abd al-Rahman bin Abi Nu'aim
al-Laitsiy, berasal dari Ishfahan, wafat pada
tahun 169 H. di Madinah dengan wafatnya Nafi', maka berakhirlah
kepemimpinan para qari di Madinah. Adapun dua orang perawinya, yaitu Qalun (w. 220 H) dan Warsy (w. 197 H).
7.
Al-Kisa'iy, yang nama lengkapnya adalah
Ali bin Hamzah, adalah seorang ahli nahwu aliran Kufah, dipanggil dengan
Abu al-Hasan, dan wafat pada tahun 189
H. di Ranbawiah, ketika dalam perjalanan menuju Khurasan bersama al-Rasyid.
Sedangkan dua orang perawinya adalah
Abu al-Harits (w. 242 H) dan al-Duri (w. 246 H).[1]
Selain tujuh imam qira'at sebagai
tersebut di atas, para ulama juga memilih tiga orang imam qira'at lain yang
bacaannya mutawatir, mereka bersama dengan tujuh imam di atas sehingga
berjumlah sepuluh, dikenal dengan qira'at 'asyarah. Tiga imam tersebut,
juga mempunyai perawi sehingga bacaannya tidak terlupakan sebagaimana imam
tujuh. Tiga imam tersebut adalah:
1.
Abu Ja‘far al-Madaniy, yang nama lengkapnya Yazid bin al-Qa‘qa', wafat tahun 128 H di
Madinah.Ada yang mengatakan tahun 132 H. Dua orang perawinya ialah Ibn Wardan, wafat di Madinah pada tahun
160 H dan Ibn Jimaz, wafat pada tahun 170 H. di Madinah.
2.
Ya‘qub al-Bashriy, yang nama lengkapnya Abu Muhammad Ya‘qub bin Ishâq bin Zaid al-Hadhrami, wafat tahun 205 H. dan dikatakan
pula 185 H. di Bashrah. Perawinya adalah Ruwais, wafat di Bashrah pada tahun
238 H dan Rauh, wafat pada tahun 234 H atau 235 H.
3.
Khalaf, yang nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Tsa‘lab al-Bagdadiy, wafat
pada tahun 229 H. Adapun dua orang
perawinya ialah Ishaq (w. 286 H) dan Idris (w. 292 H).[2]
Yang dimaksud qira'at empat belas
(Qira'at 'Arba'ah 'Asyarah) adalah qira'ah sepuluh sebagai disebut di
atas ditambah dengan empat imam qira'at lainnya:
1.
al-Hasan al-Bashriy, wafat tahun 110 H.
2.
Muhammad bin Abd al-Rahman, dikenal dengan nama Ibn Muhaishan, wafat
tahun 123 H.
3.
Yahya bin al-Mubarak al-Yazidiy, wafat tahun 202 H. 4. Abu al-Farj
Muhammad bin Ahmad al-Syambudziy, wafat tahun 388 H.[3]
[1]
Muhammad
'Aly ash-Shâbûni, at-Tibyân fî 'Ulûm al-Qur'ân (Dâr Ihyâ' al-Kutub
al-'Arabiyyah: 1405 H) Hal. 236-237
[2]
Mannâ'
al-Qaththân, Mabâhits fî 'Ulûm al-Qur'ân (Mansyûrâ al-'Ashr al-Hadîts:
1411 H) Hal. 184
[3]
Suhbi
ash-Shâlih, Mabâhits fî 'Ulûm al-Qur'ân (Beirut: Dâr al-'Ilm li
al-Malayin) Cet. 18, Hal. 250
Tks. Jazakallah khoirul, akhiy . . .
BalasHapusMantap
BalasHapusMaaf yg qiraat 7 ada 7 qiraat d tambah 3 qiraat jadi qiraat asyaroh d tambah 3 qiraat lagi jadi 13 berarti kurang satu untuk menuju ke qiraat empat belas ya
BalasHapusKalau gak salah satu lagi Al-Amrus
HapusAssalaamualaikum maaf ustadz kalau imam yang 4 itu perawinya siapa aja ?
BalasHapus