AL-QUR’AN (bagian 1)
Al-Quran
yang secara harfiah berarti "bacaan sempurna" merupakan
suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak
manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi
Al-Quran Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.
Tiada
bacaan semacam Al-Quran yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti
artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf
demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.
Tiada
bacaan melebihi Al-Quran dalam perhatian yang diperolehnya, bukan saja
sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, dan
saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta waktu-waktu turunnya.
Tiada
bacaan seperti Al-Quran yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan
pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan
sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam jutaan
jilid buku, generasi demi generasi. Kemudian apa yang dituangkan dari sumber
yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kemampuan dan
kecenderungan mereka, namun semua mengandung kebenaran. Al-Quran layaknya
sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut
pandang masing-masing.
Tiada
bacaan seperti Al-Quran yang diatur tatacara membacanya, mana
yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana
tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan
diatur lagu dan iramanya, sampai kepada etika membacanya.
Tiada
bacaan sebanyak kosakata Al-Quran yang berjumlah 77.439 (tujuh puluh
tujuh ribu empat ratus tiga puluh sembilan) kata, dengan jumlah huruf 323.015
(tiga ratus dua puluh tiga ribu lima belas) huruf yang seimbang jumlah kata-katanya,
baik antara kata dengan padanannya, maupun kata dengan lawan kata dan
dampaknya.
Sebagai
contoh -sekali lagi sebagai contoh- kata hayat terulang sebanyak
antonimnya maut, masing-masing 145 kali; akhirat terulang 115 kali sebanyak
kata dunia; malaikat terulang 88 kali sebanyak kata setan; thuma'ninah (ketenangan)
terulang 13 kali sebanyak kata dhijg (kecemasan); panas terulang 4 kali
sebanyak kata dingin.
Kata
infaq terulang sebanyak kata yang menunjuk dampaknya yaitu ridha
kepuasan) masing-masing 73 kali; kikir sama dengan akibatnya yaitu penyesalan
masing-masing 12 kali; zakat sama dengan berkat yakni kebajikan melimpah,
masing-masing 32 kali. Masih amat banyak keseimbangan lainnya, seperti
kata yaum (hari) terulang sebanyak 365, sejumlah hari-hari dalam
setahun, kata syahr (bulan) terulang 12 kali juga sejumlah bulan-bulan
dalam setahun.
Demikian
"Allah
menurunkan kitab Al-Quran dengan penuh kebenaran dan keseimbangan (QS Al-Syura
[42]: 17)."
Adakah suatu bacaan ciptaan makhluk
seperti itu? Al-Quran menantang:
"Katakanlah,
Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk
menyusun
semacam Al-Quran ini, mereka tidak akan
berhasil
menyusun semacamnya walaupun mereka bekerja
sama"
(QS Al-Isra,[17]: 88).
Orientalis
H.A.R. Gibb pernah menulis bahwa: "Tidak ada seorang pun dalam
seribu lima ratus tahun ini telah memainkan 'alat' bernada nyaring yangdemikian
mampu dan berani, dan demikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti
yang dibaca Muhammad (Al-Quran)." Demikian terpadu dalam Al-Quran keindahan
bahasa, ketelitian, dan keseimbangannya, dengan kedalaman makna, kekayaan dan
kebenarannya, serta kemudahan pemahaman dan kehebatan kesan yang
ditimbulkannya.
*Diambil dari buku
Wawasan al-Qur’an, Quraish Shihab, hal. 3-5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar